Foto: Muhammad Soleh Kadir |
Salah
satu tanaman yang saat ini sedang diburu pasar dalam dan luar negeri adalah
kelor. Warga Adonara menyebutnya dengan merungge atau motong. Sementara
para ilmuwan luar negeri menyebutnya
Miracle Tree atau Pohon Ajaib.
Bagian
tubuh tanaman ini seperti akar, daun, buah, hingga bijinya, diburu karena
khasiatnya bagi kesehatan dan pengobatan. Di antaranya mengatasi diabetes,
mencegah osteoporosis, mengobati rematik, mencegah kanker, menyehatkan kulit
dan mata, mengobati sariawan serta menjaga kesehatan otak.
Lantaran
khasiatnya tersebut, pemerintah di negara-negara luar getol menggalakkan
program kelorisasi. Yakni pembudidayaan tanaman kelor bagi masyarakat. Ini
terjadi di Filipina, India, Pakistan, Spanyol, Italia, Amerika Serikat, dan
Australia. Caranya, pemerintah memberi dana khusus bagi masyarakat dalam
membudidayakan kelor.
Lain
halnya di pulau Adonara, khususnya di Botung, desa Wotan Ulumado dan
sekitarnya. Di sini tidak ada program "kelorisasi" tetapi
"pagarisasi". Yaitu, masyarakat menjadikan tanaman kelor sebagai
pagar bagi kebun. Tampaknya petani lebih mementingkan isi kebun meliputi ubi
kayu, kacang, jagung, jambu mente, dan pisang, ketimbang membudidayakan kelor.
Sebab orang-orang kami belum banyak yang tahu persis khasiat kelor atau kabar
soal program kelorisasi dan perburuannya.
Pemandangan
"pagarisasi" atau kelor menjadi pagar dapat Anda jumpai pada
sepanjang pinggir jalan dari Tobilota ke Waiwerang. Misalnya yang tertera di
gambar ini adalah Pagarisasi yang ada di Desa Wotan Ulumado dan Klukengnuking.
Bila pemerintah, pengusaha, dan petani kami peka, mungkin
"pagarisasi" ini dapat diberdayakan menjadi "kelorisasi"
agar produk petani kami lebih bersaing di mata dunia. (Teks: Muhammad Soleh
Kadir)